Laman

Sabtu, 14 April 2012

The Evidence

Road of Coast 5-12-2016
The Hotel



......................................................
Aku terbangun tidak bisa tidur .... kunyalakan lampu ...
ah .... jarum jam sudah menunjukan jam 4 pagi, kulihat sekeliling, hanya ada Mocha yg tertidur di sofa dengan kaki dan sebelah tangannya menjuntai kelantai, pasti Max yg mengangkatnya ....

tapi dimana dia ....

aku memeriksa kamar mandi .... tidak ada ...
jendela tempat dimana Max meletakkan Snipernya tadi masih terbuka...
aku melihat keluar jendela , diluar seperti biasa gelap .... dari sini dapat dengan jelas untuk memata matai sebuah bangunan yg tidak cukup besar dibawah ... tidak lebih tinggi dari kamar hotel ini, entah bangunan apa itu, beberapa orang dapat dilihat bercakap cakap dari dalam jendela ...


jalanan sunyi .... tidak ada orang atau apa pun yg ada hanya penerangan lampu jalan dan beberapa kertas koran bekas yg beterbangan kemana mana ...
aku menutup jendela, tubuhku sedikit merinding saat menutup jendela karena dinginnya angin malam ...

belum sempat menutup tirai, aku terpaku pada seseorang yg keluar dari bangunan tadi dia menghadap ke tiang lampu jalanan sepertinya mau kencing ... -__-

sedikit terkejut aku melihat seseorang keluar dari tempat kotak sampah yg besar dan menikam orang tadi ....

"Tunggu ...." .... itu Max"

dia menyeret orang tadi dan memasukkannya ke kotak sampah ... keudian berjalan santai memasuki bangunan tadi ...
"astaga kuharap dia tidak senekat itu memasuki tempat itu sendirian, "
dengan agak terburu buru aku membangunkan Mocha ...

"hei hei ... Mocha Bangun .."
"apa apaan kau ini, sekarang sangat dingin aku tidak mau kalau hanya disuruh untuk menemanimu pergi kencing" .... ucapnya sabil menarik bantal menutupi mukanya.
"aku serius ... aku tidak akan membangunkanmu kalau hanya untuk itu" ucapku terus mendesaknya.

"iya iya, bersabarlah .... ada apa ??" ucapnya bangun dengan matanya yg masih setengah tertutup.
"Max , dia dia dalam bahaya kau harus ikuti dia masuk ke .... hei kau dengar aku"

*Plak

"aauuh ... sakit sekali kenapa kau menamparku " ucapnya sambil mengusap usap pipinya yg merah karena kutampar dengan cukup keras.

"Makanya dengarkan aku .... sudahlah ayo"
"kemana?" tanyanya.
"ikuti saja aku nanti kuberi tahu .... "

aku mengambil tas senjata sniper yg tadi digunakan max sebelum aku tidur tadi ... sementara Mocha yg masih agak kebingungan mengisi beberapa peluru Handgun M9 nya.

"ayo" ucapku, Mocha mengikuti ku dibelakang ... menuruni tangga.
*bruk
dia menabrakku sedikit dari belakang ...
"ada apa" tanyanya.

aku menunjuk ke meja resepsionis dengan seorang penjaga yg lagi membaca buku.
"kita lewat belakang" ucap Mocha menarikku.

*klek
Mocha membuka Pintu ... seorang laki laki gendut tertidur pulas dengan sebuah pizza ditangannya..
"ups .... salah pintu"

"jangan konyol ... sebenernya kau tahu tidak dimana pintu keluarnya sih ??" keluhku.
"jangan mengeluh ... itu salahnya sendiri tidak mengunci pintu kamarnya ... bisa saja orang datang untuk membunuhnya" -_-' ucapnya memberi alasan.
"jangan mengalihkan topik, lagipula apa yg diinginkan seorang perampok dari pria seperti dia"
"kerja seharian seperti orang orang normal biasanya dan menikmati hari liburnya dengan menghabiskan waktu menonton TV semalaman"

"oh tidak kau mulai lagi ... kita juga orang normal kan" ucap Mocha.
"yah ... yang membunuh orang" ucapku termenung.
"sudahlah, dikota ini hampir semua orang pernah membunuh satu sama lainnya, kriminalitas sudah tidak bisa dikontrol lagi .... aku benci konflik" ucapya sambil membuka pintu yg lain lagi.

"S*ALAN KAU"teriak seorang wanita daridalam kamar yg barusaja dibukanya, sebuah vas bunga melayang kearahnya namun sempat dia hindari ... dengan cepat dia menutup pintunya kembali"

Aku kembali sedikit tersenyum melihat tingkahnya ...
"kenapa ? jangan begitu , akan lebih membantu jika kau tidak hanya berdiri disana dan menertawakan aku" -__- ucapnya.

aku menunjuk kearah pintu kecil yg agak jauh bertuliskan "Exit"

"setidaknya aku melakukan usaha yg lebih" tambahnya lagi sambil mengangkat bahunya.
"sudahlah, kita konyol sekali berbincang disini membawa senjata ayo" ucapku.

aku membuka pintu
brrr ... suasana diluar sangat dingin ....
"seharusnya aku membawa baju yg lebih tebal "ucap Mocha sambil mengusap usap tangannya.

"disana ... " aku menunjuk bangunan yg tadi dimasuki Max.
"kenapa disana ?" tanyanya.
"tadi aku melihat Max masuk kesana sendirian setelah membunuh seorang yg barusaja keluar dari sana"
"Entahlah, dia biasanya bisa mengurus dirinya sendiri ... kau tahu ... tempat itu kelihatan kurang bersahabat denganku ..." ucapnya.
"maka dari itu aku menghawatirkannya" tambahku.
"itu hanya bar biasa , ayolah kau paraoid sekali ..."
*praaang
suara sebuah botol memecah kaca jendela tempat itu memecah kesunyian pagi ...

"Baiklah , kita masuk" ucapnya terpaksa.
"tunggu ... aku tidak ikut" ucapku.
"apa,, apa maksudmu dengan kata "TIDAK itu?"ucapnya
"aku perempuan"
"jadi....?"
"kau bodoh sekali .... mana mungkin aku masuk kesana , tempat itu penuh orang orang mabuk, makanya aku membangunkanmu tadi" ucapku.
"lalu kau ??"
"aku akan jaga jaga disini"

"Sialan kau" ucapnya tersenyum sedikit lalu menyebrangi jalan ....


To Be Continued .........